0

BEBINJAT (anak yang tidak jelas ayahnya )

Senin, 26 Desember 2011
Share this Article on :
Kata bebinjat berasal dari bahasa bali dan jawa kuno yang berarti perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab dan menyalahi etika sosial dan agama,dengan keterangan diatas bisa kita simpulkan bahwa bebinjat itu adalah perbuatan orang tuanya,, bukan anaknya yang dikatakan bebinjat,dan tidak bisa dipungkiri di lingkungan masyarat kita sering dikucilkan, dijauhi atau dengan istilah yang disebut di diskriminasi, seharusnya yang di diskriminasi perbuatan tersebut (bebinjat) , sebab setiap kelahiran adalah anugrah dari ida sang hyang widhi dan setiap anak yang dilahirkan itu suci. kejadian tersebut berkaitan dengan cuplikan kisah/ cerita ramayana yaitu seorang anak setengah manusia setengah kera,yaitu hanoman yang tidak jelas siapa ayahnya setelah ia mengerti lalu ia bertanya kepada ibunya "ibu dimana ayahku " kemudian ibunya menjawab "ketika engkau melihat sinar/ cahaya kuning kemerahan disanalah kau cari ayahmu" kemudian tentunya hanoman mencarinya, ketika melihat matahari terbit kemudian ia mengejarnya, kemudian dia bertemu dengan bhatara surya, dia langsung bertanya "engkau ayahku" kemudian bhatara surya menjawab "aku bukanlah ayahmu" . kemudian hanoman bertanya lagi kepada ibunya , dan ibunya menjawab dengan jawaban yang sama, ia melihat sinar kuning kemerahan pada saat matahari terbenam tetapi yang ditemui bhatara  surya,, setelah trus menerus ia lakukan itu bhatara surya akhirnya menemui ida sang hyang widhi dan bertanya " oh brahman siapa sebenarnya ayah anak itu beri hamba petunjuk" kemudian ida sang hyang widhi turun ke dunia dan menemui hanoman dalam wujud siwa dan beliau berkata "hai hanoman engkau tidak usah bingung mencari ayahmu , akulah ayahmu dan katakan pada semua yang tidak mengetahui siapa ayahnya akulah ayahnya" jadi hanoman menjadi sangat mulia. semua adalah anak brahman, kesimpulannya adalah jika kita mengucilkan dan menjauhi anak tersebut maka kita telah melecehkan ida sang hnyang widhi, kita tidak berhak mendiskriminasi anak-anak yang bernasib seperti itu , merekapun tidak menginginkan mendapatkan hidup yang seperti itu, negara saja tidak membedakan status anak tersebut dia tetap bisa mendapatkan identitas sebagai warga negara indonesia, dalam ajaran agama hindu pun demikian ,kenapa kita TIDAK,,,,

Demikian postingan saya tentang bebinjat jika ada salah kata mohon dimaklumi, karena saya masih belajar.
terimakasih.


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar